Search This Blog

Monday 22 August 2016

Pernyataan aritmatika dalam pengisian variabel

Assignment statement merupakan suatu perintah untuk menugaskan, dimana penugasan tersebut ialah untuk mengisi suatu nilai ke dalam variabel. Namun pengisian tentu berbeda dengan proses input yang dilakukan secara manual oleh user, pengisian disini ialah dilakukan oleh program. Lalu bagaimana caranya suatu program dapat mengisikan nilai dengan sendirinya kedalam variabel tersebut? Tentu tidak benar-benar dengan sendirinya, karena otak komputer tentunya berbeda dengan otak manusia yang dapat berpikir sendiri tanpa harus disuruh terlebih dahulu. Untuk melakukan pengisian tersebut memerlukan proses, yang dapat kita ibaratkan seperti seorang prajurit, ia tidak boleh melakukan sesuatu tanpa ada instruksi terlebih dahulu dari komandannya. Maka dalam program yang satu ini, kita harus melakukan instruksi terlebih dahulu agar si program dapat melakukan tugasnya sesuai dengan yang kita perintahkan. Seperti apakah instruksi tersebut? Ialah dengan membuat program dimana terdapat suatu variabel yang disiapkan. Seperti saat kita menulis int A; pada penulisan tersebut disediakan suatu variabel A yang bernilai default, entah berapa nilainya, namun pada saat kita menulis A=97; maka berapapun nilai A pada sebelumnya akan hilang dan tergantikan dengan angka 97. Namun bukan hanya seperti itu, kita akan lebih sering menggunakan kondisi seperti ini pada saat kita menggunakan suatu rumus layaknya matematika. Pada saat kita ingin menambahkan suatu nilai pada dua buah variabel, maka kita membutuhkan variabel ketiga untuk diisi dengan jumlah dari hasil hitung tersebut. Walau memang untuk mencetak ke layar dapat dituliskan hanya dengan mengandalkan salah satu dari dua variabel yang tersedia, seperti pada saat terdapat dua variabel dengan nilai A=9 dan B=7, kita dapat mencetak dengan perintah A=A+B, namun alangkah lebih efektif apabila kita menyisipkan variabel C untuk menampung jumlah dari pertambahan tersebut. Maka dengan demikian, pada saat kita ingin mencetak hasil dari penjumlahan tersebut, kita tinggal menuliskan perintah cetak C. Atau mungkin pada saat kita ingin mengkopi suatu nilai variabel, pada saat variabel A terisi dengan angka 97 sedangkan variabel B ternyata masih kosong, kita dapat menuliskan B=A, atau langsung pada saat mencetak dengan perintah B=B+A. Kedua cara tersebut memanglah sama, tergantung Anda lebih nyaman menggunakan perintah yang mana. Tetapi walau demikian, penulis lebih menyarankan untuk membiasakan diri agar mengurangi penggunaan perintah hitung tersebut secara langsung pada saat mencetak, dikhawatirkan pada saat nanti bertemu dengan program yang lebih berat akan merasa kaku untuk menggunakan perintah diluar percetakan tersebut. Perhatikan contoh program berikut ini:
#include<stdio.h>
main(){
int A, B, C;
A=9;
B=7;
C=A+B;
printf("%i", C);
}

Pada program diatas kita melihat bahwa variabel A dan variabel B telah diisi dengan nilainya masing-masing, namun variabel C sendiri masih kosong, dan untuk mengisi variabel C tersebut kita menggunakan suatu perintah yaitu dengan menambahkan isi dari variabel A dan variabel B yang akhirnya menjadi variabel C. Sehingga isi dari variabel C ialah hasil jumlah dari variabel A dan variabel B. Dengan demikian, kita telah melakukan assignment statement untuk variabel C yang beda dengan A dan B prosesnya. A dan B dilakukan secara langsung (manual), sedangkan C melalui proses tertentu, dan inilah yang sebenarnya proses assignment statement yang akan sering digunakan dalam pembuatan program sehari-hari, seperti halnya dalam membuat suatu kalkulator sederhana dengan bahasa C, maka nanti yang akan dilakukan pada akhir program ialah penghitungan dan itu merupakan pengisian suatu variabel. Bahkan sebelum penghitungan hasil akhirnyapun akan terjadi pengisian variabel, baik itu mengisi nilai awal dengan manual didalam program (seperti menuliskan phi = 3.14) atau dengan pengisian melalui user, seperti pada saat ingin menghitung luas lingkaran dan jari-jari lingkaran tersebut harus diisi secara manual oleh user. Semua proses tersebut merupakan pengisian variabel, hanya saja pengisiannya melalui proses yang berbeda-beda. Untuk pertambahan sendiri, itu masuknya kedalam Arithmetic expression. Dan untuk Arithmetic expression tersebut bukan hanya sebatas untuk menambahkan, masih banyak lagi operator yang dapat digunakan untuk perhitungan arithmetic terutama dalam hal assignment statement. Seperti halnya mengurangi dan lain sebagainya yang biasa digunakan dalam perhitungan aritmatika. Berikut ini merupakan contoh assignment statement yang menggunakan operator aritmatika.
Y=(X/(A+C))-(B*D)
Pada assignment statement diatas, terlihat nilai Y diisi oleh sebuah rumus yang harus dihitung terlebih dahulu, dan rumus tersebut diambil dari operator aritmatika. Sedangkan rumus yang kita lihat diatas "(X/(A+C))-(B*D)" merupakan arithmetic expression (pernyataan aritmatika). Dimana pernyataan tersebut merupakan sebuah perintah perhitungan, dimana X akan dibagi terlebih dahulu oleh hasil penjumlahan antara A dengan C, kemudian hasil dari semua itu akan dikurangi oleh hasil kali dari B dengan D. Dan untuk huruf-huruf yang terdapat dalam rumus tersebut (tidak termasuk Y) merupakan operand, atau dengan kata lain variabel yang dioperasikan. Bisa juga langsung diisi dengan angka, tidak menggunakan variabel terlebih dahulu seperti contoh diatas, namun kembali lagi pada kebutuhan programnya. Biasanya yang lebih banyak menggunakan variabel ialah pada saat program lebih banyak mengandalkan inputan untuk isinya, dan variabel tersebut akan menjadi lokasi sementara angka-angka yang diinputkkan bersinggah.

Dalam bahasa pemrograman C, operator yang digunakan memang sebatas kabataku yang ditambah dengan modulus serta tanda kurung. Namun dalam bahasa C sendiri, operator aritmatika memiliki tingkatan hirarkhi, yang mana sebagai berikut:

Dari tertinggi hingga terendah

  • *, / dan %. Kali, bagi dan modulus sama kuatnya, namun mereka di tingkatan paling atas dalam tingkat hirarkhi operator aritmatika.
  • selanjutnya ialah + dan -. Tambah dan kurang berada di posisi tengah, dengan kata lain berada di tingkat dibawah * / %, namun masih ada pula yang berposisi dibawahnya.
  • Dan yang terakhir ialah (). Tanda kurung merupakan operator aritmatika yang posisinya paling bawah, dan yang berada dalam tanda kurung tersebut merupakan satu kesatuan nilai.
Penulis yakin untuk masalah *, /, +, - dan () pasti sudah mengenalnya sejak duduk di sekolah dasar. Namun terkadang masih saja ada yang merasa asing dengan modulus. Okay disini penulis akan menjelaskan sedikit, anggap saja ini pelajaran matematika. Dan ini hanya ingin memberikan sedikit tambahan pengetahuan untuk yang baru mengenal apa itu modulus. Operator aritmatika dengan lambang % ini merupakan operator yang tugasnya ialah menhitung hasil dari sisa bagi. Contohnya pada saat kita ingin menghitung 5%2=?. Nah pada saat itu berarti kita harus membagi dulu nilai 5 tersebut, namun bukan berarti hingga sisa baginya menjadi nol, atau dengan kata lain tidak sampai hasil bagi dari angka 5 tersebut mengandung koma. Seperti saat kita menghitung 5: 2, maka biasanya kita akan menjawab 2,5. Namun disini kita akan melupakan tanda koma untuk sejenak. Pada modulus, 5:2 ialah 2, dan memiliki sisa ialah 1. Karena hanya sampai angka 4 yang bisa dibagi 2, dan untuk angka 1 itu sendiri bukanlah untuk dibagi kembali, tetapi itulah hasilnya. Angka 2 dalam pembagian 5%2 bukanlah hasil, 2,5 pun bukanlah hasil, namun angka 1 lah yang menjadi hasil. Jadi dapat dikatakan bahwa hasil bagi dalam modulus itu dibuang, dan justru angka sisanyalah yang dicari. Seperti 4%2 hasilnya bukan 2, karena 2 itu hasil 4:2. Sedangkan 4%2 hasilnya ialah 0. Mengapa bisa 0? Karena pada saat 4 dibagi dengan angka 2, maka tidak menyisakan angka lagi, dengan kata lain 4 habis dibagi 2. Untuk contoh lain/cara perhitungan lain, kita dapat menghitung 10%4, berapakah hasilnya? Yang mendekati 10 dalam perkalian 4 ialah 8, maka 10-8=2. Dan dengan demikian 10%4 hasilnya ialah 2. Cukup mudah, tidak sesulit menghitung akar-akaran dalam matematika atau logaritma dengan rumus yang cukup panjang. Modulus memang sangat jarang digunakan, namun tidak ada salahnya juga kalau kita sudah tahu dan mempelajarinya. Dan inipun dijelaskan agar tidak merasa asing saja, jangan sampai pada saat menjelaskan operator aritmatika dalam bahasa C mengerti dan telah memahami assignment statementnya namun pada saat bertemu dengan modulus, justru itu yang membuat bingung dalam materi ini. Sungguh tidak diharapkan kejadian seperti itu. Dan kembali soal pemrograman, penulis harap agar pengunjung tidak hanya membaca tulisan yang ada, namun juga mencoba programnya, terutama untuk yang pemula dalam belajar bahasa C, karena itu sangat berguna untuk mempererat hubungan Anda dengan pemrograman C. Dengan kata lain, agar lebih terbiasa dalam membuat program dan kenal lebih jauh apa yang harus dilakukan pada saat program yang Anda buat ternyata bermasalah.

No comments:

Post a Comment